WHAT'S NEW?
Loading...

Pesona Dataran Tinggi Dieng

Telaga warna merupakan salah satu wisata terbaik dari Dataran Tinggi Dieng. Secara Administratif, Telaga Warna Masuk Wilayah Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Telaga ini berada di ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut. Tak heran jika daerah ini disebut dengan Negeri diatas Awan karena ketinggian daerah tersebut. Untuk Nama Telaga Warna ini sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubah. 

Kami kedaerah ini menggunakan mobil rental dengan driver yang handal. Karena untuk sampai ketempat ini mobil harus dalam keadaan baik dan driver harus berjiwa petualang karena jalan yang dilalui cukup berliku, menanjak dan terjal. Innova merupakan mobil yang standar jika mau aman selama perjalanan, karena track jalanan disini sangat tajam tikungannya dan sangat terjal. Pernah ada dan motor yang naik keatas tiba-tiba mogok ditengah jalan. Driver kami pun pernah mengalami mogok ditengah jalan saat membawa dengan avanza walaupun akhirnya sampai juga. Dan kendaraan bus pun juga ga boleh yang terlalu besar. 

Selama perjalanan, pemandangan yang dilalui sangatlah indah dan mengagumkan, namun juga sedikit mendebarkan karena kita berada dipuncak, semakin diatas maka pemandangan dibawah semakin curam dan mengerikan. Di sisi kanan dan kiri jalan berbatasan langsung dengan jurang yang cukup dalam. Disepanjang perjalanan, kami melihat ada papan yang bertuliskan "Hati-Hati kawasan longsor". Beberapa waktu lalu, arus menuju dieng mengalami musibah karena longsor, sehingga wisatawan yang ada di dieng tidak dapat kembali kebawah. Pada saat kami melewati jalan tersebut, keadaannya masih diperbaiki, sehingga kami harus berhati-hati untuk melewati jalan tersebut.

Pemandangan selama perjalanan
Pintu masuk kawasan Dieng Plateu
Menurut mitos yang berkembang di daerah tersebut, warna-warni yang muncul dipermukaan Telaga warna dikarenakan Cincin milik seorang bangsawan yang jatuh ke dasar telaga tersebut sehingga menghasilkan warna-warni. Sedangkan secara Ilmiah, warna-warni yang terlihat dipermukaan Telaga sebenarnya berasal dari pembiasan cahaya matahari dengan air dan Endapan Belerang/sulfur didasar Telaga warna. Warna yang dominan muncul dipermukaan telaga warna adalah Hijau, putih kekuningan, serta biru laut. Namun adakalanya telaga ini kering. Jika telaga warna ini kering, maka airnya tidak ada dan warna tanahnya coklat. Sempat beberapa kali guide kami ke telaga ini, namun setiap kali ketempat tersebut telaga sedang kering. dan kami bersyukur pada saat kami berkunjung telaga masih berwarna-warni.  






Keberadaan Telaga Warna Dieng juga sangat berguna bagi masyarakat sekitar. Mereka menggunakan air dari telaga warna sebagai sumber irigasi untuk mengairi tanaman kentang yang menjadi komoditas utama di kawasan ini[Wikipedia].

Udara pada daerah ini cukup dingin dan kering, kami disini pada saat siang hari sehingga udara menjadi terasa sejuk. Berbeda dengan kawasan puncak gunung bromo, udara disana sangat dingin seperti es (kulkas terbuka) yang bisa membuat tangan dingin kaku dan basah.

Ada banyak kawah didaerah ini, salah satunya adalah Sikidang, yaitu kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Nama Sikidang ini diambil dari karakter lubang keluarnya gas yang selalu berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa). Tanah dikawasan ini sangat berbahaya bila terinjak karena bisa terperosok, sehingga harus berhati-hati. Di ujung kompleks, sebuah kolam besar dengan air yang bercampur lumpur abu-abu terus menggelegak dan mengepulkan asap putih. Sebuah pagar bambu dibangun untuk menjadi pengaman. Bau belerang tajam menyengat, oleh karena itu gunakan penutup hidung untuk menimilaisir menghirup belerang tsb.







Di daerah ini juga terdapat Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, seperti Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati. Saat kami kesana, Candi Arjuna sedang dalam pemugaran (renovasi).

Disini kita juga dapat ke Dieng Volcanic Theater, yaitu teater untuk melihat film tentang kegunungapian di Dieng.

Penduduk asli Dataran Tinggi Dieng memiliki rambut gimbal, dan mata pencariannya adalah sebagai petani sayuran. Salah satu oleh-oleh khas Daerah Dataran Tinggi Dieng adalah buah pepaya gunung(carica). Penduduk setempat mengolah buah tersebut menjadi berbagai macam produk makanan yang layak dicoba.

Foto bersama sebagai penutup perjalanan 

0 komentar:

Posting Komentar