WHAT'S NEW?
Loading...

Wajah Arsitektur Candi Borobudur

Seperti yang kita ketahui Candi Borobudur pernah masuk dalam daftar 7 Keajaiban Dunia. Sampai saat ini wisata ini masih saja dipadati kerumunan manusia. Baik wisata yang berasal dari lokal maupun internasional. 

Jika ketempat ini, jangan lupa menyewa guide untuk belajar sejarah secara langsung. Karena guide tersebut akan menjelaskan pesan penting pada tiap relief candi. Relief tersebut menampilkan gambar-gambar yang memiliki cerita dan makna yang terukir menjadi sejarah.



Namun wajah arsitektur Candi Borobudur saat ini sedang dalam pemugaran. Ada beberapa bagian stupa yang direnov, juga stupa yang kepalanya tidak ada. Ada yang mengatakan hilang diambil penjarah candi, dicuri sebagai benda cinderamata, arca dan ukirannya diburu kolektor benda antik dan kolektor pemburu artefak. Padahal stupa tersebut ada penjaganya dibeberapa tempat. tetapi ada juga yang mengatakan sedang disimpan. Entah untuk apa. Pada saat kami kesana, ada banyak siswa 'magang' yang berkeliling candi. Mungkin karena dibulan ini adalah puncak-puncaknya berwisata di tempat tersebut. Sehingga jika ada wisatawan yang butuh bantuan tinggal meminta tolong pada siswa magang tersebut.


Struktur bangunan candi Borobudur tidak seperti bangunan zaman sekarang pada umumnya, yaitu tidak menggunakan semen, namun bentuknya seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa perekat. Batu-batu ini disatukan dengan tonjolan dan lubang yang tepat dan muat satu sama lain, serta seperti bentuk ekor merpati yang mengunci dua blok batu. Makanya ketika naik keatas puncak bangunan, tangga-tangga tersebut bergoyang-goyang seperti ditempel saja. Mungkin karena itulah kini, ada beberapa tangga yang direkatkan dengan kayu sehingga tidak goyang. 

Ketika sampai di puncak, kita bisa melihat bukit dan pegunungan sekitar. Melihat pemandangan sunset di puncak Borobudur merupakan pengalaman yang indah. Ditambah suasana yang sejuk karena sudah sore.   




Stupa di puncak candi Borobudur
Ketika ingin pulang, terdapat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Kapal ini disebut Kapal Borobudur dan disimpan di Museum Samudra Raksa. Saat keluar dari museum, ada jalan lurus menuju pasar souvenir. Katanya, karena sedang ada perbaikan sehingga lokasi tersebut ditutup dengan tenda-tenda dan petunjuk jalannya membuat pusing tujuh keliling karena memutari pedagang accessories. Kita seolah dipaksa untuk melewati jalan tersebut. Bayangkan setelah berjalan jauh, ternyata kita mengelilingi tenda pedagang tersebut hingga 3x. Padahal, ketika keluar dari museum tersebut kita bisa belok kekanan untuk memotong jalan. Tapi, ada seorang penjaga yang akan langsung memberikan 'Petunjuk Keluar' dengan mengarahkan kita sesuai dengan petunjuk tersebut. Rasanya kaki ini pegel-pegel, padahal aku tidak membeli souvenir tsb satupun. 
Candi borobudur yang terlihat tidak dipugar
Masuk halaman depan candi dari arah timur
Namun senangnya berkunjung ke Borobudur sebenarnya mengincar dinner di jejamuran. Karena letak rumah makan jejamuran ada di Sleman, Magelang, dekat dengan Borobudur. Lezatnya jamur lihat disini ya..

0 komentar:

Posting Komentar