Tamansari merupakan salah satu warisan bangunan keraton Yogyakarta zaman dahulu yang menonjolkan artistik pada bagian bangunan yang terbuat dari batu serta bangunan yang dulunya dikelilingi kolam air. Tamansari selanjutnya dikenal sebagai Istana Air (water castle). Karena dulunya Istana ini dikelilingi danau buatan atau disebut "Segaran" (harfiah=laut buatan) dengan wewangian dari bunga-bunga yang sengaja ditanam di pulau buatan. Sampai tahun 2012, wisata ini masih memiliki air. Namun saat kukunjungi airnya tidak ada alias kering. Sehingga tamansari terlihat seperti bangunan tua yang kering
Dalam sejarah dikatakan bahwa Istana Air Tamansari digunakan oleh Raja Mataram (Jogja) untuk melakukan mandi. Dibangunan ini terdapat Kolam pemandian yang dibagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja). Pemandangan kolam pemandian biasanya akan dinikmati oleh sang raja dari sudut jendela.
Sisa bangunan tamansari |
Sebuah periuk tempat istri-istri Sultan bercermin memasuki menara tempat pribadi Sultan. Biasanya para istri sultan akan bercermin(berhias) sebelum tidur. Tidak seperti wanita zaman sekarang, bercermin(berhias) pada saat akan keluar. Di dalam kamar raja terdapat tempat tidur yang terbuat dari batu, diatasnya dialasi kasur empuk. Jika raja merasa kedinginan, maka akan dinyalakan perapian dari bawah tempat tidur raja. Disaat musim panas, keluarga raja tidak perlu merasa kepanasan karena bangunan yang terbuat dari batu sehingga bangunan tetap terasa sejuk.
Dapur kerajaan, tempat untuk memasak |
Bekas cermin istri raja |
Bekas lemari pakaian raja |
Tempat tidur Raja |
Wajah bangunan disiang hari |
Di sebelah barat Pulo Kenongo terdapat bangunan berbentuk lingkaran seperti cincin yang disebut Masjid "Sumur Gumuling" karena masjid ini ada didekat sumur gumuling sebagai tempat peribadatan raja dan keluarga. Masjid ini berlantai 2 ini yang hanya dapat dimasuki melalui terowongan bawah air atau lorong-lorong yang gelap. Di kedua lantainya ditemukan tempat yang digunakan sebagai mihrab, tempat imam memimpin salat. Satu untuk imam perempuan dan satu lagi untuk imam laki-laki. Di masjid ini suara imam dapat terdengar dengan baik disegala penjuru karena di masjid ini bangunan terbuat dari batu yang membuat suara menjadi bergema.
Ditengah masjid ini ada tempat berbentuk persegi dengan 5 anak tangga di sekelilingnya, ketika berada dipuncak tangga kita dapat melihat cerahnya langit, karena ditempat ini merupakan tempat terbuka (tidak ada atap/genteng).
Melihat awan diatas sumur gumuling |
Diatas 5 anak tangga, sumur gumuling |
Dikolong tangga sumur gumuling |
Lorong masjid tempat peribadatan Raja |
Pintu keluar bangunan |
Saat melewati kampung cyber map |
Saat melewati kampung batik |
Rumah Ibu Sultan Hamengkubuwono, KRT Suryohadinegoro. |
0 komentar:
Posting Komentar