Berpetualang di Goa Pindul Goa Pindul ini secara administratif terletak di
Padukuhan Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.
Jogjakarta. Ketika akan berkunjung ke daerah ini, hati-hati dengan papan iklan
besar yang bertuliskan Goa Pindul dengan tanda panah besar kearah kiri. Itu
adalah jebakan atau bahasa halusnya permainan para jongki yang ingin
mendapatkan rezeki dari para pengunjung goa pindul. Ketika mobil mengikuti
petunjuk tersebut, maka salah satu dari jongki akan bersiap-siap mengikuti
mobil target dan menawarkan jasa kepada anda untuk diarahkan ke goa pindul yang
sebenarnya. Karena arah petunjuk yang anda ikuti tersebut adalah petunjuk yang
di putar-putar.
Goa Pindul memiliki ukuran panjang sejauh 350 meter
dengan lebar mencapai 5-6 meter. Kedalaman air di dalam goa ini mencapai hingga
6-7 meter, sementara jarak antara permukaan air dengan langit-langit goa sejauh
4-5 meter.
Harga Ticket Paket Caving Goa Pindul diberi adalah Rp. 35.000/Pengunjung. Sedangkan Paket Rafting/River Tubing Sungai Oya Rp.45.000,-/Pengunjung. Harga ticket ini sudah includes semua perlengkapan diantaranya Jaket pelampung, Ban karet(ban yang digunakan truck beroda 12), Senter kepala, Sepatu karet dan jasa Pemandu yang akan menemani Anda menyusuri goa ini. Berpetualang di Goa ini sangat mengasyikkan, rugi rasanya kalau tidak diabadikan. namun, pemandu wisata biasanya akan menyarankan untuk tidak membawa apapun pada saat berwisata. Karena banyak sekali pengunjung yang nekat membawa barang berharga yang pada akhirnya hilang ditengah aliran Goa yang tenang. Seperti duit, handphone, gelang bahkan uang. Bahkan, karena disarankan tidak membawa uang, warung penjaja makanan saja memberikan makanan gratis alias ngebon. Jadi bayarnya nanti dikantor. Agar barang aman dan perjalanan tetap diabadikan, kita dapat menyewa fotografer untuk meliput kegiatan kita. Biaya foto tersebut sebesar Rp. 100.000/objek wisata.
Sebelum beraksi kami minum wedang pindul yang merupakan syarat wajib sebelum berpetualang.
Ini khasiat Wedang Pindul, buktikan kedahsyatannya... |
Siap-siap bertarung |
Berdoa sebelum berpetualang |
Awal track yang akan dilalui |
Ada tiga tipe zona dalam goa pindul, yaitu zona terang, zona remang-remang dan zona gelap. Diawal perjalanan, kita akan memasuki zona terang terlebih dahulu. Aliran sungai bawah tanah di Goa Pindul tenang dan pemandu yang menemani sudah berpengalaman sejak awal berdirinya usaha ini
Mulai memasuki zona terang Goa Pindul |
Di goa ini masih ada bebatuan Stalaktit dan
Stalakmit. Bebatuan Stalaktit yang muncul dari atas dan Stalakmit bebatuan
yang mucul dari bawah. Ketika mereka bertemu akan menjadi seperti benteng. Batu
Stalaktit dan Stalakmit yang masih aktif akan meneteskan air bening dari ujung
batu tsb dan berlumut. Stalaktit dan Stalakmit ini sudah berusia ribuan tahun
dan penduduk sekitar tetap menjaga kelestariannya hingga dijadikan objek wisata.
Ada beberapa jenis Stalaktit dan Stalakmit itu yaitu Puting, Jantan, Tirai,
Soko guru. Menurut sejumlah pihak, Goa Pindul di Jogja ini adalah goa dengan
stalakmit terbesar ke-4 di dunia. Selain batu Stalaktit dan Stalakmit ada juga bermacam-macam jenis batu seperti batu kristal yang mirip kristal, candi dan lain-lain. Konon katanya kalau terkena tetesan air Goa Pindul akan jadi cantik/tampan dan awet muda.
Kelelawar yang sedang tidur |
Dulunya, tempat ini merupakan sarang kelelawar, jutaan kelelawar besar kecil hidup disini. Di Goa ini ada bekas bercak cokelat yang berasal dari kencing kelelawar. Karena saat ini sudah menjadi tempat wisata maka secara otomatis kelelawar pergi dengan sendirinya. Dan sekarang hanya tinggal ratusan kelelewar kecil yang masih hidup.
Batu stalaktit dan stalakmit yang bersatu menjadi tiang |
Didalam goa pindul, terdapat lubang diatas, sehingga ketika
siang hari cahaya matahari masuk dan sering disebut dengan cahaya surga. Untuk
melihat cahaya ini, harus tepat waktu, karena jika pagi hari cahaya belum ada
dan sore hari cahaya sudah pergi.
ditempat ini biasanya orang-orang akan melakukan aksi terjun |
Kami yang siap-siap terjun |
Ini aksiku yang paling keren heheh... |
Setelah terjun membuat badan mengigil kedinginan, tapi dahsyat...! |
Goa Pindul memiliki sejarah sehingga disebut Goa
Pindul. Ada 2 versi legenda rakyat yang secara turun-temurun diceritakan asal
muasal Goa Pindul.
Kisah pertama menceritakan bahwa dahulu ada
seorang pemuda yang bernama Joko Singlunglung yang sedang melakukan perjalanan
untuk mencari ayahnya. Perjalanan yang ditempuhnya sungguh berat dan penuh
rintangan, melewati hutan belantara, sungai-sungai berarus deras, hingga
goa-goa yang gelap. Suatu ketika dalam perjalanannya menelusuri beberapa goa,
kepala Joko Singlulung terbentur sebuah batu besar yang ada dalam sebuah goa. Nah, Goa inilah yang hingga kini dinamakan sebagai Goa Pindul. Pindul dalam Bahasa
Jawa, berarti pipi gebendul atau pipi yang terbentur. Singkatan dari Pi=pipi dan Ndul=kebendul.
Sementara versi kedua, mengisahkan perjalanan Ki
Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan yang diutus oleh Panembahan Senopati di
Mataram untuk membunuh buah cinta putri Panembahan Senopati, yaitu Mangir
Wonoboyo dari Mangiran (Bantul). Namun, mereka berdua tidak tega membunuh bayi
tersebut dan pergi ke arah timur menuju Gunungkidul, hingga tiba di daerah
Karangmojo. Sesampainya di Karangmojo, mereka menggelar tikar
dan alas tempat persalinan bayi tersebut. Tetapi, si bayi menangis terus hingga
akhirnya salah satu dari mereka memutuskan untuk memandikannya. Ki Juru Mertani
naik ke atas bukit, lalu menginjak bukit tersebut dengan kesaktiannya yang
menyebabkan terbentuknya lubang besar dan di dalamnya terdapat aliran air. Bayi
tersebut lalu dibawa turun untuk dimandikan. Tanpa disadari, pipi sang bayi
terbentur batu. Pipi bayi kebendul (kebentur) Karena itulah tempat tersebut dinamakan sebagai Goa Pindul.
Dan untuk memperingati bayi yang digelar diatas tikar, ada beberapa jalan yang
dinamakan dengan Gelaran I, Gelaran II dst.
0 komentar:
Posting Komentar